Penuh peluh lelaki yang menelan ludah
Berjalan menuju pematang
Terik menyengat membuat kulit matang
Meskipun diri masih mampu membajak.
Bahkan awan-awan telah lari
Meninggalkan langit bersih tanpa hiasan
Biru sebirunya
Lapang selapangnya cakrawala.
Kerbau-kerbaunya meracau
Meminta sejenak keteduhan
Dan ia mendengarkannya
Mereka diteduhkan.
Ia pun menarik nafas
Mengitari sawahnya
Menari tari kesuburan
Memantrai tanah
'Subur..suburlah...'
Ia mengulanginya seribu kali
Telapak kakinya menepuk bumi berkali kali
Telapak tangannya menepuk udara berkali-kali
Mulutnya komat-kamit
'Subur..suburlah...'
Sejenak dua jenak ia terhenti
Melangkah pergi ke ilalang
Merebahkan diri ke bumi
Ia mengetuk-ngetuk
Ia berbisik
'Aku sudah menari...'
'Aku sudah menyanyi...'
'Duhai Sri saatnya engkau menumbuhkan benihku...'
Ketika benih tumbuh semata kaki
Ia pun bebinar
Berdiri di pematang melepaskan pandang harapan
Ingin kembali ia menari
Baru bergerak sebentar
Seruan hangat menembus hatinya
'Jangan duakan Dia...'
'Berdoa sajalah pada Ilahi, semesta mendengar, bumi pun patuh'
Maka ia membasuh wudlu
Tari diganti sholat
Transformasi nilai sesaat menjadi
Maka ia berbisik disujudnya
'Allah Tuhanku jauhkan hama dari padiku'
Harapnya sepenuh harap
Pintanya sepenuh pinta
Waktu berjalan
Padipun berbuah
Menguning diantara kehijauan yang samar
Ia meneteskan bahagia
Bersujud kembali tuk bersyukur
Maka ia pun menyeru
Menyeru pada awan
Menyeru pada angin
Menyeru pada langit
Menyeru pada bumi
'Pergi...pergilah paceklik..'
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment