Sunday, April 11, 2010

Kemana Perginya Cinta

Minyak kata-kata mengenai api emosi
Begitu panas gelora
Amarah sumpah serapah
Kata-kata tak sedap di telinga
Tertuang dan membakar suasana
Dan air pun mendidih matang
Tak mungkin suasana meneguk damai
Saat itu semuanya adalah raja

Ehm ehm...(Suara pak tua memberi spasi mencoba mengambil alih)
Ehm ehm...(Suara pak tua kembali)
Sejenak semua terpaku
Memandangnya dalam tatapan tanya.
Lalu dengan lantangnya ia bersuara
Hai api amarah yang bersemayam dalam kami,
senangkah engkau melihat kami bertikai?
Ia pun menebar pandang dan menatap lekat-lekat setiap bola mata yang ada.
Tangannya menunjuk ke langit
Lalu tangannya menunjuk ke setiap dada yang berdetak
Lalu tangannya menunjuk tanah
Dan ia pun pergi melangkah entah kemana

Satu persatu empunya dada yang berdetak menarik nafas
Saling menatap
Tersungging senyum
Pertikaian tetap pertikaian
Amarah tak perlu diumbar
Mereka pergi melangkahkan kaki
Mungkin suatu saat akan berlanjut
Mungkin suatu saat akan berhenti

Api amarah belum sirna
Api cinta tak pernah ditanya

No comments:

Post a Comment

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato