Sunday, April 11, 2010

Gadis Pelangi

Ketika langit hendak menumpahkan hujannya.
Seorang penghuni pelangi turun dengan manisnya.
Melupakan aku akan dunia.
Sekitar tak punya makna.
Hanya dia yang ada.
Senyumnya bukan miliknya.
Senyumnya melipurkan sepi.
Senyumnya meniadakan mimpi.
Karena ia ada nyata dalam mataku.

Penghuni pelangi berpendar dihatiku.
Kubranikan diri untuk menanyakan diri.
Kubranikan diri untuk menggapai mimpi.
Apakah dirimu sudah mendua, duhai penghuni pelangi?
Maukah engkau menjalani dunia bersamaku?
Barisan giginya diperlihatkan padaku.
Pipinya memerah mengalahkan indahnya pelangi.
Matanya memancarkan kehangatan mentari.
Ekspresinya bening tulus mengalahkan tetesan hujan.

Diapun berbincang-bincang denganku.
Seorang penghuni bumi yang tulus berbagi rasa.
Detik demi detik berlalu.
Tak terasa kami telah menjalin rasa.
Larut kami dalam perbincangan.
Serasa kami telah saling mengenal, bahkan sebelum bumi dan pelangi ada.

Tibalah saatnya ia kembali.
Bersama pelangi ia pergi.
Meninggalkanku rasa yang indah, indahnya melebihi pelangi.
Meninggalkanku tatapan terindah, indahnya melebihi pelangi.
Ah kenapa aku tak pergi bersamanya?
Pergi ke negri pelangi.
Biarlah tekad ini di hati.
Kan kutunggu pelangi nanti.

No comments:

Post a Comment

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato