Mencari cermin bagi kembaran maya jiwa
Mencari sesuatu yang tak pernah tahu tentang diri
Agar menjadi yang lebih baik
Agar noktah-noktah dosa tersucikan
Tapi dimanakah kan kudapatkan
Adakah yang mau berbagi?
Adakah yang mau memberi?
Benarkah cermin jiwa adalah mendengar?
Mendengar...dan mendengar...?
Membuka hati suara yang menyakitkan?
Membuka hati suara yang menyudutkan?
Ah...cermin jiwa datanglah
Datanglah padaku yang sedang mencari
Mencari diri yang ingin menjadi lebih baik
Mencari noktah-noktah yang hendak disucikan
Jika benar harus mendengar
Maka aku akan mendengar
Jika benar hati tersakiti
Biarlah hati ini tersakiti
Jika benar harus tersudut
Biarlah aku tersudut
Dan biarlah kembaran maya jiwaku tertangkap mata hati
Hingga aku bisa memperbaiki
Dan noktah-noktah ini pergi
Benarkah cermin jiwa adalah menghitung diri?
Menghitung kebajikan?
Menghitung keburukan?
Ah...cermin jiwa singgahlah dihatiku
Biarkan ku memiliki mu
Agar aku senantiasa berbuat kebajikan
Agar aku senantiasa tak berbuat keburukan
Jika benar harus berhitung
Biarlah diri ini ingin menjadi ahli berhitung
Tetapi apakah yang akan kuhitung
Bahkan biji zarah pun tak nampak
Bahkan kemana jatuhnya timbangan ku tak tahu
Takutku akan pembenaran-pembenaran terhadap yang salah
Takutku akan ketenangan-ketenangan palsu yang luput dari mata
Tetapi biarlah kuhitung
Agar diri belajar waspada
Agar diri senantiasa ingat
Jika benar harus dihitung
Biarlah diri menghitung dengan segala kerendahan diri pada Sang Maha Hisab
Ah..cermin jiwa menetaplah dihatiku
Biarkan hadirmu melengkapiku
Aamiin.
Friday, April 30, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment