Naga api pergi ke Timur
Meninggalkan jejak disepanjang jalan
Tanah yang membara
Hutan yang mendebu
Belukar tak berbekas
Penduduk tercekam
Raja kehabisan akal
Sayembara...sayembara
Akhirnya diadakan
Untuk setiap mereka
Agar naga api kembali ke Barat
Barat menjadi dingin
Air-air membeku
Ikan-ikan terdiam terbeku tak sempat pergi
Terlalu dingin
Bahkan gelas air menjadi segelas es
Air tak cair lagi
Kayu-kayu dibakar sekedar penghangat
Tapi dingin sangat dingin
Baju dingin dan sarung tangan dikenakan
Bahkan telinga pun mendenging
Naga api penghangat Barat
Meninggalkannya entah kenapa
Seorang muda menghadap raja
Aku pengendali naga
Tak pernah gentar menghadapinya
Siap membantu sekiranya percaya ada
Berilah aku maka aku pergi
Memandang dan menimbang
Akhirnya raja memberinya percaya
Pergilah pemuda membawa percaya dalam dadanya
Tak bersenjata tak berbaju besi
Dia pun menemui naga api
Di lapangan luas yang penuh asap
Rumput-rumputnya berwarna arang
Bahkan semut pun tak nampakkan sungutnya
Hai naga api penghangat Barat
Aku membawa percaya dari raja
Menanyakan kepadamu kenapa pergi ke Timur
Naga api mendengus
Hanya asap jawabannya
Kemudian ia bergumam
Percaya telah lama hilang di Barat
Apakah mungkin ada di Timur?
Sang pemuda pun tertawa
Kiranya benar, engkau mencari percaya
Tangannya meraba pusat degup
Terlihatlah percaya
Berbinar-binar menyilaukan mata
Menyejukkan jiwa
Menenangkan
Naga api gembira
Ia pun menemukan percaya
Meski begitu jauh dia arungi
Percaya membuatnya mau kembali
Monday, April 5, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment