Tuesday, February 23, 2010

Tangga ke Langit

Saat Maghrib telah usai dan Isya' tiba
Berbisik angin dingin dari sela-sela rintik-rintik hujan
"Manakah yang kau pilih..."
Akupun menoleh pada angin yang tlah hilang
Menatap rintik-rintik hujan yang mencair dalam genangan-genangan tak berwujud
"Manakah yang kau pilih..."
Ah angin itu pun berhembus kembali menanyakan padaku pertanyaan yang sama

Aku pun teringat suara pedagang pasar "dipilih...dipilih...dipilih, pilih saja pak..pilih saja bu..pilih saja dagangannya".
Tetapi ini bukan pasar

"Manakah yang kau pilih...."
Pertanyaannya hanya sebagian
itupun belum jelas
Aku pun terdiam menunggu lanjutannya
Duduk tenang aku dalam dinginnya malam
Ditemani rintik hujan dengan irama tanpa nada

"Dunia ataukah akhirat...."
Ah rupanya itu pertanyaan lengkapnya
Sang angin berhembus hanya ingin menanyakanku itu
Pertanyaan yang selalu bergaung dalam diriku
Pertentangan yang berkecamuk
dalam jiwa-jiwa pencarian
Kenapa selalu dipertentangkan antara dunia maupun akhirat
Tak pernah aku memandangnya sebagai persimpangan
Dunia hanyalah tangga ke langit

Angin malam masih berhembus
Mendinginkan telingaku
Lari entah kemana
Hanya sekedar menyampaikan pesan
Rintik hujan pun berhenti
Seakan setuju dengan jawabku
Disini aku sedang berada di tangga ke langit
Mudah-mudahan selamat di tujuan

Amiin...

Monday, February 22, 2010

Pidato Jagalah Kesehatan

Bapak-bapak dan ibu-ibu semuanya
Baik yang masih muda dan lanjut usia
Baik yang prima kondisinya atau yang sedang tak sehat
Marilah kita semua mengingat nikmat sehat yang diberi
Marilah kita mensyukurinya dengan menjaganya
Baik kesehatan jiwa maupun raga
Rajin-rajinlah merawat raga dengan berolahraga
Rajin-rajinlah merawat jiwa dengan mendekatkan diri kepada Nya
Perhatikanlah asupan-asupan untuk keduanya

Raga yang bekerja keras harus mendapatkan asupan-asupan yang terbaik baginya
Sayur-mayur dan buah-buahan adalah salah satu contoh yang baik
Jangan lupa pula memperhatikan makanan-makanan yang tidak sesuai dengan tubuh sendiri
Misal tidak kuat minum susu atau makan keju
Ya jangan memakannya
Tiap orang pasti tahu apa yang tidak sesuai dengan tubuhnya
Jangan siksa diri kita sendiri
Jangan lupa berisitirahat yang cukup
Perhatikan kwalitas hidup kita
Meningkatkan kwalitas hidup akan mempengaruhi kwalitas kerja kita

Ingatlah bapak-bapak dan ibu-ibu
Untuk selalu waspada
Karena kesehatan raga terkadang tak terasa sudah tergerogoti oleh penyakit
Tahu-tahu saja langsung jatuh
Karena banyak organ-organ penting kita yang tak terlihat
Meskipun kita menggunakannya tiap hari
Kita tak peka akan kondisinya
Kita teledor memperhatikannya
Bahkan mobil pun harus rutin dirawat
Bagaimana tubuh kita yang lebih rumit?
Tentu saja memerlukan perawatan yang khusus
Asupan yang baik, olah raga, dan istirahat yang cukup

Kesehatan jiwa tak kalah rumitnya
Bahkan ia lebih rumit dibanding raga
Raga saja yang bisa diobservasi masih bisa kebobolan
Apalagi jiwa yang tak terlihat
Pastilah sangat-sangat rumit
Cukuplah menjaganya dengan rajin-rajin beribadah, baik yang wajib dan sunah
Serta tak lupa senantiasa berlindung pada Allah dari tindakan dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar
Yakinlah kesehatan jiwa adalah kunci dalam hidup kita
Raga bisa babak belur karena jiwa yang sakit
Ketahanan jiwa bisa membantu kita dalam mengatasi kemelut
Kesehatan jiwa akan membantu kita melihat cahaya sekiranya matahari tak bersinar

Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian
Ayuk segera kita mengobservasi, memperhatikan kesehatan raga dan jiwa kita.

Merdeka!

Cinta Tak Pernah Pergi

Duhai awan-awan yang menemaniku
Lukiskanlah cinta untuknya
Katakan padanya cintaku tak pernah pergi
Dia bersemayam dalam diriku
Meskipun aku mengarungimu
Hiburlah rindunya
Ketika ia menatap awan
Ketika ia menatapmu mencari rintik-rintik harapan
Ketika ia dalam kebimbangan
Ketika ia dalam kebosanan pada penantian

Cintaku tak pernah meninggalkan ragaku
Walau aku tahu jarak tak mungkin melepaskan rindu
Hanya cahaya yang menyampaikan berita
Dialah pahlawan kami
Kerinduan terlukiskan dalam pesan
Getar-getar cinta yang tak pernah lapuk
Bahkan waktu dan ribuan km yang membentang mengiyakan
Mengiyakan rinduku
Mengiyakan cintaku tak pernah pergi

Duhai tanah tempat dirinya berpijak
Topanglah kaki-kakinya
Rindunya telah membebani raganya
Mulutnya tak mungkin mengungkapkan cinta
Hanya jari tangannya lincah menggambarkannya
Menggambarkan rindu
Menggambarkan hatinya yang galau
Menggambarkan cinta yang menyita waktunya
Yang menyita dan menawan fikirannya
Ku takut raganya tak mampu menapak
Hingga dia melupakan ku
Dia berlari dari realita
Realita aku kekasinya
Realita rindunya yang ia kekang
Realita cintanya terpisahkan tanah, laut, dan udara

Aku yang selalu merindu

Saturday, February 20, 2010

Pertanyaan yang Tak Perlu di Jawab

Mengertikah aku makna tempat bersandar?
Hingga benar-benar tak punya tempat bersandar
barukah aku mengerti?
Hingga hilang semua kesombonganku
barukah maknanya ku pahami?
Hingga kesadaranku muncul hanya Dia yang kusandarkan segala asa?

Mengertikah aku makna artinya berdoa?
Hingga berat terasa perjalanan hidup?
Hingga dunia seakan-akan menghuni relung dadaku?
Hingga air mata menetes perlahan-lahan?
Hingga langkah tak tahu arah?
Barukah aku mengerti?

Mengertikah aku makna kaya?
Hingga diambil sehatku?
Hingga diambil buah hatiku?
Hingga diambil pekerjaanku?
Hingga aku tak makan?
Barukah aku menyadari kayanya aku?

Mengertikah aku makna syukur?
Hingga diambil rasa amanku?
Hingga diambil ilmuku?
Hingga diambil perlindungan Nya?
Hingga diambil nikmat-nikmat yang diberikan Nya?

Boleh aku bertanya?

Pidato Tuntulah Ilmu

Dengan segala hormat
Tuan-tuan
nyonya-nyonya
para remaja semua
Yuk kita pompa semangat menuntut ilmu
Karena ilmu adalah harta yang sangat berharga
Tanpa ilmu kita akan jadi tu la lit
Nggak dong dengan apa yang terjadi
Tersesat pemahaman ke dalam kegelapan
Terlihat pinter meskipun tidak
Terlihat mengusai padahal tidak
Hati-hati pasti nanti terjerembab

Tuntutlah ilmu dimana pun kita berada
Tidak harus di universitas-universitas terkemuka
Sekolah-sekolah yang mahal
Ataupun mesti ke luar negeri
Hanya saja kalau kita mampu mengapa tidak?
Raihlah mimpimu dengan kemampuan, ilmu termasuk modalnya
Jangan sampai kita menelantarkan kesempatan untuk meningkatkan ilmu

Ilmu jangan dipendam
Nyatakanlah dalam suatu tindakan
Dengan tindakan berlandaskan ilmu kita akan semakin paham
Insya Allah dengan hati lapang semangat membaja ilmu akan semakin bertambah
Teori dan kenyataan harus di uji coba dalam lahan amal atau tindakan
Pertentangan dalam batin, bagian abu-abu yang kita kurang tahu
akan tersingkap dengan sendirinya
Perbuatan atau tindakan adalah salah satu cara menuntut ilmu
Jadikan pelajaran karena akan percuma tanpa memetik hikmahnya

Ayo-ayo semua
Menuntut ilmu tidak pernah mengenal usia
Meskipun jalan telah tertatih-tatih
Meskipun hujan sangatlah deras
Meskipun jarak jauh sekali
Menuntutlah ilmu
dengan membaca
dengan bekerja
dengan menulis
dengan bercengkrama
dengan bepergian
Dimanapun kita
sedang apapun kita
ayo, ayo tuntulah ilmu.

Angin Dingin

Mengerutkan wajahku
Tulang rahangku bernyanyi tanpa nada
Ketiak tempat sembunyi jemari tanganku
Merapatkan tubuh berlindung dari serbuannya

Di ketinggian ini entah apa yang kucari
Hanya dingin yang menemani
Sekali-kali angin berhembus menerpaku
Betapa lemahnya aku
Bahkan hanya hembusan pelan aku mengaku kalah
Mengkerutkan tubuhku
Terkadang menggigil aku
Menghangatkan diri

Sejauh pandang kulepaskan
Lembah yang hijau
Pohon dan rumah berselingan
Kombinasi alam dan budaya manusia
Sudah tak asri lagi

Kicauan burung di pagi
Memberikan ketenangan
Kutarik nafasku sedalam-dalamnya
Sejenak terlepas dari keterikatan
Segar sejenak

Angin dingin pun berhembus untuk tiada
Ah...aku merasa lemah
Kalah lagi
Menggigil
Merapatkan tubuh
Menggosok-gosokkan tangan
Bersujud aku pada Mu
Tak berani kami menentang Mu
Duhai Yang Maha Perkasa

Teh Wangi

Di suatu sore yang cerah aku pergi ke salah satu kafe favoritku. Kafenya nyaman sekali, aku bisa mengerjakan pekerjaanku di situ. Berselancar inernet pun sangat cepat, cukup bermodal notebook dengan Wi Fi, kita tak dikenakan beban biaya. Sepertinya pemilik kafe ini sangat memanjakan pengunjung. Tempat duduk dan meja dibuat sedemikian rupa, sehingga bekerja dalam waktu lama tidaklah melelahkan.

Setelah kupilih salah satu meja, akupun segera memilih pesanan. Pura-pura aku membuka-buka menu. Padahal dari awal aku sudah tahu apa yang kupesan. "Mbak saya pesan teh yasmin", pesanku pada pelayan itu. Pelayan itu rupanya sudah hapal dengan kebiasaanku. Dia mencatat dan menganggukkan kepalanya sebelum pergi. Teh yasmin di kafe ini memang luar biasa. Aromanya mwnggugah semangat, rasanya seolah-olah menetralisir kejemuan, yang paling asyiknya lagi bisa isi ulang tanpa batas.

Teh itu sendiri dipercaya memberikan banyak efek positif bagi peminumnya. Seperti dia mampu berperan sebagai anti oksidan yang luar biasa, mengikat sel-sel radikal bebas, sehingga bisa mencegah kanker dalam tubuh kita. Ada juga yang bilang teh menjaga kelangsingan tubuh kita.

Tak berapa lama kemudian pelayan datang membawa pesananku. Sambil bekerja dan berselancar mengumpulkan bahan-bahan yang kuperlukan, teh yang sudah tersedia pun aku minum. Cawan demi cawan pun kuteguk. Tak terasa sudah tiga jam lamanya. Aku pun segera berberes dan membayar apa yang kupesan. Untuk teh wangi aku harus membayar 10 ribu rupiah. Sedangkan biaya berselancar 3 jam di luar kafe 30 ribu rupiah. Ah, aku pun melangkah keluar kafe favoritku dengan senang.

Friday, February 19, 2010

Rombongan Pedagang

Tak terasa perjalanan sudah dua hari
Bukit, lembah sudah mereka hampiri
Jalan ke Kerajaan Rawa tak susah dicari
Asyik-asyiknya menikmati pemandangan di kanan dan di kiri
Terdengar teriakkan minta tolong, mereka segera berlari

Terlihat kereta pedagang dikerubuti
Dua laki-laki dewasa dan seorang gadis dipelototi
Ada delapan laki-laki membawa pedang dan belati
Mereka semua ingin merampas isi pedati

Dua laki-laki berkulit sawo matang
Sedangkan delapan orang itu hitam bak arang
Dua dikeroyok delapan orang
Delapan orang itu menyerang dengan garang
Pertempurannya tak seimbang
Si gadis berlari dengan kencang
Sambil berteriak dengan lantang
Tetapi tak terlalu lama dia terjengkang

Dari jarak sekitar 100 meter Lunar memberikan bantuan
Lima anak panahnya mengenai sasaran
Rupanya ia membidik lima tangan
Sehingga pedang terlepas dari pegangan
Solis pun segera berlari ke depan
Tiga orang lainnya dibuat pingsan
Memang benar tongkatnya tanpa bayangan
Melihat temannya pingsan, lima orang tanpa pedang pun berlarian

Tiga orang rombongan pedagang berterima kasih
Wajah mereka berseri-seri meski baju sudah tak bersih
Gadis manis itu bernama Ratih
Dua laki-laki bernama Halim dan Sugih

Wednesday, February 17, 2010

Pidato Bersyukur

Alhamdulillah...
Semuanya, marilah kita bersyukur
Atas apa yang kita punya
Atas apa yang kita capai
Atas kesempatan yang diberi

Alhamdulillah...
Mari sejenak mencari
Sekiranya kita masih merasa kekurangan
Cobalah teliti nikmat-nikmat yang diberi
Mungkin bisa dimulai dengan membuat daftar
Misal:
- masih hidup
- masih bisa berkarya
- masih makan dan minum dengan nyaman
- masih bisa berpergian
- masih menikmati udara yang bersih
- masih... masih... dan masih
Saya yakin daftarnya akan sangat panjang
Itupun nikmat-nikmat yang teringat dan terlihat

Tetapi entah kenapa
Sekiranya dicabut saja satu
rasanya susahnya bukan main
Misal Allah cabut nikmat sehat
Wah... bisa fatal akibatnya
Tidur tak nyaman
Makan minum pun demikian
Belum waktu yang tak termanfaatkan

Alhamdulillah...
Nikmat Allah tak mungkin diukur
Basahilah lidah senantiasa dengan syukur
Sehingga rasa itu benar-benar tertanam dalam jiwa
Sehingga coban-cobaan hanyalah kerikil-kerikil yang mudah dilalui
Hingga kita tak pernah menyalahkan Nya
Atas apa yang terjadi
Atas apa yang tak tercapai
Atas apa yang hilang dari kita

Alhamdulillah...
Marilah kita berjuang disertai rasa syukur
Sehingga proses yang terjadi tercatat dengan manis
Dicatat sebagai amal oleh Nya
Bahwa hamba-hamba Nya senantiasa bersyukur

Alhamdulillah...

Cerita dalam Harapan

Ketika petir menyambar-nyambar
Saat hujan tak mengenal jeda
Angin berhembus untuk tiada
Tubuh-tubuh kecil menjajakan payung
Sekedar mendapatkan sekian rupiah
Hanya untuk bekal hari ini
Sekedar untuk tidak meringis memegang perut
Tubuh basah kuyup
Bahkan aku tak pernah melihat kucing sekuyup itu

Beranjak aku menggerakkan tubuh
Mereka berebut
Saling dorong
Tak peduli

Bimbang aku menuliskan ini
Ragu aku melukiskannya
Penjaja payung ini sebuah kebutuhan ataukah pengisi waktu senggang?
Cuaca tak bersahabat
Menjadi harapan
Apakah mereka punya masa depan?
Apakah kita berani mengatakan tidak?
Apakah kita berani mengatakan iya?

Harapan tak pernah bisa dibeli
Dia ada saat kita tak punya
Dia ada saat kita terlunta
Dia ada saat kita menggebu
Harapan milik kita semua

Penjaja payung apa yang engkau harapkan?
Capaian-capaian mungil diwaktu singkat
yang membuatmu merasa nyaman sejenak
Ataukah permainan rasa bagi orang yang berpunya?
Ataukah eksploitasi kepapaanmu kepadaku?

Apa yang Kau Lihat

Apa yang kau lihat?
Samakah denganku?
Warna merah...sama merahnya dalam benakku?
Warna hitam...sama hitamnya dalam benakku?

Apa yang kau lihat?
Tangan dan kaki berjari lima..sama
Mengapa?
Pernahkah terlintas?
Keberagaman dalam rangka-rangka kesamaan

Apa yang kau lihat?
Masa depan?
Apakah penuh kabut?
Ataukah optimesme yang bergelora?
Apakah 1000 tanya yang tak bisa kau jawab?

Benarkah mata mudah ditipu
Ilusi dan realita tercampur
Bahkan tak bisa membedakan
Mungkin hati perlu dikursuskan
Tentang melihat dan bersikap
Hingga ketakutan sirna
dan melihat di depan dengan kebranian
Meskipun aku dan engkau melihat gelap yang sama

Apa yang kau lihat?

Tuesday, February 16, 2010

Ada dan Tiada

 Kukatakan tiada
Padahal ada
Kulihat tiada
Padahal ada
Benarkah ada ketiadaan? (Bahkan pertanyaannya menggunakan "ada")

Tak mungkin aku mengejar ketiadaan
Yang kujumpai selalu ada
Jika engkau menemui ketiadaan
artinya engkau menemui sesuatu yang ada
Lalu dimanakah ketiadaan?

Jika engkau tak menemui ketiadaan berarti ketiadaan ada (lha kok menggunakan kata ada lagi?)

Ada atau tiada adalah misteri kehidupan kita
Ada atau tiada perdebatan yang tak pernah habis
Ada atau tiada tak perlu dipahami
Ada atau tiada mungkin tepian dari logika

Saturday, February 13, 2010

Pagi Ini Terlalu Sayang

Matahari yang terbit di ufuk timur
mengingatkanku akan kisah cinta Siti Nurbaya
Gadis yang berjuang untuk cintanya
terjerat dalam dilema antara bakti dan
mendengarkan suara hati
Suara hati jangan dipungkiri
Apalagi jika hati yang bening
Menjadi diri sendiri layaknya sebuah perjuangan
Yang tak bisa ditahan-tahan

Matahari terbit dari ufuk Timur
Perlahan-lahan dia tampil
Mengikuti suratan waktu
Tak ada yang bisa menahannya
Kecuali Ia semata

Matahari terbit dari ufuk Timur
Kegelapan sirna
Bagaimana dengan Siti Nurbaya
Bagaimana dengan kita?

Ah...
Pagi ini terlalu sayang
Terlalu sayang kita lewatkan tanpa matahari.

Friday, February 12, 2010

Tempat Pusaka

Dua bulan telah terlewatkan
Lunar dapat memanah titik kelemahan
Solis dengan tongkatnya juga demikian
Mereka sangat tekun dan tak mengecewakan

Tuan Kendi sangat senang dan bersyukur
Melihat Solis dan Lunar pandai dan tak takabur
Tuan Kendi memangil Solis dan Lunar yang sangat akur
Mereka diminta duduk dengan teratur

Tuan Kendi bercerita tentang Negri Rawa
Rakyatnya suka tertawa
Mereka terkenal pandai dan jumawa
Punya pusaka yang bisa mencabut nyawa
Disimpan dalam gudang dijaga punggawa
Punggawanya besar-besar dan suka sendawa

Solis dan Lunar saling bertukar pandang
Ilmu dan cerita Tuan Kendi membuat senang
Semangat menyala untuk segera berpetualang
Mereka pun berpamitan tak terasa air mata berlinang

6 Harimau dan Tuan Kendi melepas kepergian
Solis dan Lunar melambaikan tangan
Negri Rawa dijadikan tujuan
Mencari pusaka yang dapat digunakan

Tambahan Ilmu

Mentari pagi terbit dan berbagi sinar
Rasa hangat membangunkan Solis dan Lunar
Perutnya bernyanyi tanda lapar
Tuan Kendi tertawa apa yang didengar

Tuan Kendi mengajak mereka makan
Dengan daging bakar dan buah-buahan
Tak lupa dia menanyakan
Mengapa tak dibunuh si Bengawan
Mereka pun menyampaikan
Petuah Tuan Gempal ditunaikan

Senang sekali Tuan Kendi
Melihat dua orang murid yang berbakti
Tetap ingat guru meskipun sakti
Jauh dimata tapi ingat dihati

Setelah mereka makan
Tuan Kendi memberikan pertanyaan
Maukah kalian berdua aku ajarkan
Ilmu tentang titik-titik kelemahan
Sehingga akan lebih mudah menundukkan
Tanpa kita harus membunuh lawan

Alhamdulillah Solis dan Lunar ucapkan
Mereka mengangguk mengiyakan
Siang dan malam mereka giatkan
Berlatih agar semakin meyakinkan
Enam harimaupun dijadikan latihan
Sehingga semua akrab bagaikan kawan

Pidato Jangan Tunda

Teman-teman sejawat
Rekan-rekan seperjuangan
Berbuat baik janganlah ditunda-tunda
Keinginan jangan hanya disimpan dalam hati
Nyatakanlah dengan tindakan
Meskipun sangat sederhana sekali

Memang untuk berbuat baik perlu perjuangan
Kita harus bisa mengalahkan diri kita
Kita harus bisa mengalahkan ketidakpercayaan diri
Kita harus bisa mengalahkan keragu-raguan

Pertama kali amatlah susah
Kali ke dua, kali ke tiga dan seterusnya akan jauh lebih mudah
Untuk itulah saudara-saudara dalam bahasa kita pertama lebih sering digunakan dibanding ke-satu
Kata pertama pun mirip dengan utama
Yang pertama adalah yang utama
Yang utama adalah yang pertama
Dua kalimat itu memang nyaman didengar
Meskipun maknanya belum tentu benar

Keinginan berbuat baik janganlah disimpan
Nanti bisa menyublim entah kemana
Memang terkadang kita harus mengatur sedemikian rupa
Tetapi jika ditunda memang harus ada alasan
Urusan yang menunda haruslah sepadan

Kita adalah tawanan waktu
Tak akan pernah kita bebas
Hanya dengan meningkat kualitas dan kuantitas kita tak rugi
Jadi teman-teman dan saudara-saudara sekalian
baik yang sehat maupun yang istirahat Mari kita tanamkan diri untuk menyegerakan perbuatan baik
Waktu tak pernah terbuang tetapi kitalah yang tak mampu mendulang

Selamat berjuang....

Wednesday, February 10, 2010

Terlena

Terlena cantiknya dunia
Mengejarnya sepenuh hati
Bersaing sepenuh waktu
Melupakan Yang Satu

Terlena kesibukkan dunia
Semua terlupa kecuali ia
Pagi, siang, malam tak henti
Padahal jiwa perlu perhatian
Taqwa pun jadi baju rombeng

Terlena harta yang tak dibawa
Ia tak akan menemani kita nanti
Kita hanya akan berkain kafan
Temboknya pun hanya tanah
Lantainya pun tanah

Terlena senggangnya waktu
Melupakan tujuan
Asyik dalam kesenggangan
Padahal semua akan ditimbang

Terlena angan-angan semu
Berandai-andai sepanjang waktu
Tak pernah melupakan masa lalu
Masa depan hanya sebatas khayalan
Sedangkan kerja sekedarnya

Terlena kesusahan dan kemelaratan
Tak percaya adanya kemudahan
Tetapi perut memang harus diisi
Tangan-tangan yang lain tak bermata
Padahal tanggung jawab bersama

Semoga Allah senantiasa menjaga kami...

Amiin

Pidato Bermimpi

Dengan hormat semuanya
Baik yang di kota maupun di desa
Saya mengajak kita semua bermimpi
Saya mengajak kita semua menggapai bintang yang entah di mana
Tingginya kita tahu
Menggapainya perlu kemauan,
perlu keberanian
perlu dikejar

Jangan sampai patah ditengah jalan
Jangan pernah takut memulainya
Bermimpi tak pernah dilarang
Bermimpi tak usah bayar
Jika tak punya, kita serupa robot
Yang hanya itu-itu saja
Begini dan begitu tanpa imajinasi
Begini dan begitu kosong belaka
Jiwa tak melekat
Rasa tanpa garam
Dirimu hanyalah dirimu yang bukan

Bekerjalah dengan mimpi
Hingga kita mencintai
Hingga kita punya kepuasan
Hingga peluh menuai senyum untuk diri

Ya saudara-saudara semua; mari, mari kita bermimpi

Negara kita tak pernah melarang
Mimpi bukan subversif
Memang di ibu kota tidak ada pusat-pusat mimpi
Tapi di dalam diri kita bersemayam pabrik mimpi
Tiap hari dia berproduksi
Jangan matikan
Jangan pupuskan
Bermimpilah dan kejarlah

Rintik-rintik Hidupkan Aku

Rintik-rintik hujan hidupkan aku
Aku tidak mau layu
Warnaku sudah menguning
Diriku mulai mengering

Rintik-rintik hujan segarkan aku
Pijakkanku sudah retak, kering
dan pecah-pecah
Kesegaranku mendekati nol

Rintik-rintik hujan hapuslah dahagaku
Tak mampu aku mengolah mentari
Tak mampu aku mengambil nutrisi
Aku tak kan tumbuh

Rintik-rintik hujan mandikanlah aku
Bersihkan dari debu
Pori-poriku tertutupi
Susah sekali bernafas

Rintik-rintik hujan sucikanlah aku.

Panah yang Terlepas

Menyakitkan
Terluka
Hati terasa menyusut
Menemukan bentuk terkecilnya

Dingin
Kelam
Gamang dengan jati diri
Sengaja atau tak sengaja ku tak tahu
Panahnya mengenaiku

Tak berdarah
Aku yakin itu
Hanya, lukanya terasa sekali
Dalam
Nyeri

Telingaku yang mendengar
Hatiku yang nyeri
Hatiku yang menyusut
Terdiam tak mampu tak diam
Bergerak, hatiku tak mau

Dingin
Kelam
Dalam
Nyeri
Gamang
Kombinasi rasa yang menyatu
Membuatku terpana
pada kekosongan
pada kehampaan
pada kekelaman

Terpana karena terpanah
Panah yang tak terlihat
Lukanya sekedar rasa
Rasa yang melumpuhkan
Diam
Hampa

Rumah Di Atas Dahan

Tuan Kendi, Solis, dan Lunar bercakap-cakap
Tak terasa hari sudah mulai gelap
Solis dan Lunar diajak menginap
Mereka semua berjalan dengan langkah mantap

Enam harimau, Solis dan Lunar sudah berkenalan
Bengawan, Merapi, Krakatau, Muria, Wijaya, dan Papandayan
Bengawan, Muria, dan Papandayan perempuan
Merapi, Krakatau, dan Wijaya adalah jantan

Sekali-kali Lunar mengusap kepala Bengawan
Nampaknya Lunar masih merasa tak nyaman
Khawatir marah luka-luka dari perkelahian
Bengawan mengaum pelan
Tanda dia mau berteman

Tak berapa lama kemudian
Mereka melihat rumah di atas dahan
Tuan Kendi mengajak Solis dan Lunar meloncat ke dahan
Mereka pun melepaskan lelah yang tak tertahan

Tuesday, February 9, 2010

Semut Melompat

Yang bener aja...
Gimana caranya...
Ada-ada saja...
Nggak percaya...
Bohong...bohong
Dusta...
Pake sepatu nggak?
Pake sandal?
Pake jubah nggak?
Wah ini cuman sensasi aja...
Buat anak-anak kali?
Gak tergoda buat tahu
Weleh-weleh...
Warnanya hitam apa merah?
Ketawa gak ya...
Aneh aja...
Beneran nggak sih?
Kok mulai ragu-ragu nih...
Dari mana beritanya
Ah aku tahu www.tipu.com ya...

Jangan Cemas

Benarkah?
Penuh tanda tanya
Pikiran campur aduk
Hitam putih sudah tak jelas

Kapankah?
Detik terasa lambat
Apalagi menit
Perasaan berkecamuk
Gundah gulana
Dimensi waktu dan rasa tak sejalan

Siapakah?
Kuteguk minumku
Meski tak dahaga
Airnya pun tak terasa
Sekedar mengobati kesemuan yang nyata

Mungkinkah?
Bertanya pada siapa
Pertanyaanya saja tak punya
Blur
Buram

Kubaca Bismillah...
Mencoba menenangkan diri

Monday, February 8, 2010

Terkunci Dalam Ruang Hampa

Melayang-layang
Tak ada gravitasi
Tak punya daya

Beri aku cahaya
Kucari arah tujuan
Pintu menuju gravitasi

Engkau telah melemparku disini
Hingga aku tak punya rasa

Engkau telah melumpuhkanku
Membiarkanku tak mampu menatap
Meskipun hanya memberi rasa
tak mampu aku
Aku terkunci tak mampu berwarna

Beri aku warna
Tak ada kekosongan
Jangan ada yang tersisa

Memetik Nasehat

Ada dimana-mana
Siapa yang jeli...beruntung
Tak mengenal tempat
Tak mengenal usia
Mendengar modal utama
Berlapang dada syarat utama

Menyadari...
Kesalahan yang terjadi
Kekurangan yang dimiliki
Titik awal perjuangan
Menjadi lebih baik

Nasehat layaknya benih
Hati tanahnya
Perbuatan pupuknya

Nasehat layaknya daun
Sibuk ber-fotosintesa
Memberikan nutrisi bagi hidup kita

Nasehat layaknya buah jeruk
Masam, manis, segar
Tahan-tahankan saja saat mendengar
Ambil vitaminnya

Nasehat layaknya tumbuhan
yang luar biasa
Saat kita memberikannya
dengan penuh keyakinan
dan menjaga rasa

Sunday, February 7, 2010

Belajar Pada Daun

memandang sebuah pohon dengan kerimbunan daunnya
terlihat beberapa daun berguguran,
tertiup angin
anggun sekali nampaknya,
perlahan menyentuh tanah
sedangkan daun-daun yg tertahan di ranting
bertahan dengan gigihnya

hmm aku harus belajar pada daun
belajar untuk memberi
belajar untuk menjadi ringan
tanpa keluhan dalam perjalanannya

aku belajar pada daun
untuk senantiasa mengikat diri
hingga usiaku usai
meskipun angin cobaan menerpaku

semestinya kita belajar pada daun
membuka diri dan meniru sekumpulan daun
yang datang dan pergi di pohon kehidupan ini.
suatu saat akan habis masa kita
akan muncul daun-daun muda yg bertugas
kita boleh layu tapi tidak untuk pohon kehidupan.

Beri Aku Jawaban

hidup adalah mencari solusi
di bawah matahari yang sama
di atas langit yang sama

soalnya mungkin saja mengenai cinta
atau bisa saja mengenai materi
atau mengenai status, pangkat atau jabatan
atau mungkin saja soal hidup atau mati

hidup adalah mencari solusi
setiap diri punya soal yang berbeda-beda
setiap diri juga punya jawaban yang berbeda-beda
soal boleh sama, solusi boleh beda

seberapa susahkah persoalan kita?
Yah itu kan relatif
seharusnya kita semua mampu mencari jawabannya

layaknya air yg mengalir
persoalan dalam hidup tak pernah berhenti
Ada yang lincah dengan mudahnya menemukan solusi-solusinya
ada yang overflow nge-hang tak sanggup menemukan jawabannya

Allah janganlah kami engkau beri beban yang kami tak sanggup memikulnya
berikanlah kami jawaban dari persoalan kami

Amiin

Detik-detik Kepasrahan

Dikeheningan malam,
saat diri tenggelam dalam sejuta tanya jawab
yang tak berujung pangkal,
saat ujar-ujar para tetua terngiang-ngiang,
 nasehat-nasehat sahabat-sahabat
yang mengayun-ayunkan timbangan keputusan atas kebimbanganku,
 kutundukkan kepalaku ke dalam sajadah,
kupasrahkan pada Nya.

Kehidupan laksana lautan lepas,
dan kita adalah jiwa yang harus mengarunginya.
Ombak-ombak kebimbangan selalu mampu menyeret kita,
menjauhkan kita dari tepi pantai kebebasan.

Kenangan akan begitu berharga,
bagaimana kita yang lemah ini mampu mencapai pantai kebebasan.
Ombak yang mengombang-ambingkan kita.
Sebentar ke kiri sebentar ke kanan,
tak bergerak kemana-mana.
Lalu sebenarnya dari mana kekuatan itu muncul.
Benarkah karena kita yang perkasa?
Ataukah ombak-ombak itu yang bosan menggoda kita?

Timbul tenggelam berulangkali,
tanpa daya.
Cobalah kau lihat seekor semut yang jatuh ke dalam sungai, amatilah.
Kecil kemungkinannya dia hidup.
Bukan aku menakut-nakuti diriku,
bukan aku merendahkan kita,
khalifah di muka bumi.
Aku hanya sekedar mencoba menikmati,
saat ketidakberdayaanku sebagai hamba.
Saat sebuah harapan atau doa terlepas begitu saja.
Saat itulah sebenarnya saat kebebasan kita.

Menanti

Membiarkan mataku mengeksplorasi
Memandang kesibukkan orang lalu lalang
Mencoba belajar membaca bibir
ternyata tidak bisa
Membuatku garuk-garuk kepala
Bukan karena tebal atau tipisnya
Rupanya harus kursus terlebih dahulu

Menatap wajah-wajah yang ada
Entah bagaimana Allah menciptakan
Kombinasi setiap anggota badan
Menjadi susah sekali serupa
Subhanallah....
Sungguh luar biasa

Menanti...
Yang ditunggu belum datang jua
Menghabiskan waktu
Bosan pergilah

Mencoba permainan yang ada di hp
Semenit dua menit
Satu jam terlampaui
Menanti...
Yang ditunggu belum datang jua

Hujan pun tiba
Tetes demi tetes air berjatuhan
Irama yang tak kumengerti
Lagu air, angin, dan petir
Tetes demi tetes makin deras
Berlomba segera bersua tanah

Akupun mengamati
Perubahan sekeliling yang terjadi
Wajah-wajah yang lari berteduh
Kendaraan-kendaraan dalam hujan
Irama kesibukkan seolah-olah terkacaukan
Rupanya alur cerita makin kaya
Eksplorasiku menemukan subyek-subyek baru

Waktu bergulir
Tak pernah ia lari
Ataupun berhenti
Ia selalu tak peduli

Kecepatan Tinggi

Gigi ke 5 sudah
Sayangnya tak ada sesudah
100km/jam terlewati
Tikungan bukan halangan
Tanjakan juga bukan
Meskipun kecepatan berkurang
Keselamatan jangan terlupakan
Sabuk pengaman harus dikenakan

Kecepatan tinggi apakah solusi
Mengejar waktu untuk sesuatu
Mana yang dituju sudah tau
Jalan yang ditempuh sudah dikepala
Realisasi menuju tujuan menjadi tantangan

Siapa yang akan mengemudi
Jam terbang haruslah tinggi
Kewaspadaan
kebugaran
ketelitian
kebranian
.....

Kecepatan tinggi apakah solusi?
Mengemudi untuk selamat?
Waktu terlalu mahal?
Nyawa akankah dipertaruhkan?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Saturday, February 6, 2010

Berselancar

Mencari-cari dengan mesin pencari
tak ketemu apa yang dicari
Malah dapat gosip terkini
Kemudian asyik lihat-lihat berita tehnologi
Bukan karena situasi atau kondisi
Internet memang gudangnya informasi
Kalau tak ingat waktu bisa terlupa mandi
Apalagi gosok gigi
Tak kan pernah habisnya, karena senang berbagi

Ah.. Andai kata semua mau berbagi
Tidak hanya sekedar informasi
Tetapi juga apa yang dimiliki
Dengan cara bijaksana dan sesuai di hati
Alangkah indahnya hidup ini
Tak akan pernah menyalahkan perbedaan yang terjadi
Meskipun kita tahu terkadang tak mengenakkan hati
Semoga kita mampu mejembatani
Apa yang dikehendaki Sang Penguasa bumi
Dengan kita mahluk yang tak abadi

Amiin.

Friday, February 5, 2010

Kakek Harimau

Mereka berdua sujud syukur
Kemenangan tidak membuat takabur
Tiba-tiba terdengar auman bersaut-sautan dari arah Timur
Membuat mereka serentak mundur

Muncul 5 harimau mengelilingi mereka
Lunar dan Solis saling menjaga
Punggung saling menempel posisi siaga
Mereka berdoa pada Allah semata
Gentar dan takut tak terlihat di sorot mata

Harimau-harimau itu menatap tajam mereka
Beberapa mengamati harimau pertama
Mereka mengaum membangunkannya
Harimau pertama pun membuka mata
Mau bangun tapi tak bisa
5 harimau itu belum menyerang jua
Solis dan Lunar tak mau memalingkan mata

Solis dan Lunar tak mau membuka serangan
Mereka sadar kondisi terbaik adalah bertahan
Harimau-harimau itu mengaum bersaut-sautan
Tiba-tiba meloncat kakek-kakek dari atas dahan

Dia berjalan ke arah harimau yang terikat
Mengelus-elus kepalanya yang berat Menunjukkan hubungan yang erat
Harimau itu pun menjilat-jilat
Si kakek tertawa tak dibuat-buat

Dilepaskannya semua ikatan
Dia menatap Solis dan Lunar dengan heran
"Terima kasih anak muda yang rupawan
Kalian tidak membunuh Si Bengawan"
Kata kakek itu diiringi senyuman
Ah rupanya harimau itu piaraan
Pikir Solis dan Lunar menakjubkan

Mereka saling memperkenalkan diri
Kakek itu bernama Tuan Kendi
Solis dan Lunar menceritakan diri
Tuan Kendi rupanya sangat menyukai.

Thursday, February 4, 2010

Melawan Harimau

Seketika Lunar melompat ke atas dahan
Mengambil ancang-ancang siap melawan
Solispun sigap, tongkat diarahkan
Mereka berdua tidak gemetaran

Lunar melepaskan sekaligus 5 anak panah
Ternyata harimau menghindar dengan lincah
Tongkat Solis diayunkan mengenai tanah
Meskipun besar harimau menghindar dengan mudah

Solis dan Lunar terperangah
Ternyata lawan besar dan lincah
Tetapi mereka tak gundah
Berdua saling menatap, degup jantung bertambah

Solis membuka serangan
Gerakannya lincah tanpa bayangan
Harimau mengaum tongkat ditahan tangan
Cakar nya membalikkan keadaan
Solis segera kebelakang jumpalitan

Lunar membantu, dirinya agak cemas
Kali ini hanya satu anak panah yang dilepas
Harimau berguling kesamping dengan bebas
Anak panahpun luput tak meninggalkan bekas

Lunar dan Solis saling memberi tanda
Lawan yang dihadapi tidak bisa dianggap sebelah mata
Solis ke atas dahan segera
Mereka berdua bertukar kata
Harimau dibawah menatap mereka

Solis turun kembali
Kali ini menyerang cepat sekali
Ketika harimau menghindar ke kiri
Panah Lunar mengenai kaki kiri
Harimaupun mengaum kesakitan sekali
Solis ingin sekali menghabisi
Tetapi petuah Tuan Gempal terngiang kembali

Akhirnya Solis membuat harimau pingsan
Lunarpun segera turun loncat dari dahan
Kaki Harimau diikat agar tak melawan
Alhamdulillah diucap tanda keselamatan

Bertemu Harimau

Mendengar petuah gurunya
Mereka berdua mentaatinya
Lunar menumpulkan mata panahnya
Supaya tak membunuh lawannya

Solis mengenakan gelang besi ditangan
Supaya gerakannya tidak ringan
Tenaganya akan tertahan
Agar tidak membunuh lawan

Setelah matahari terbit
Mereka berdua mohon pamit
Mohon didoakan supaya tidak sakit

Tak lupa membaca Basmallah
Supaya dapat kembali memenuhi perintah
Pak Gempal memberikan sedikit petuah
Merekapun pergi tanpa gundah

Pada hari ketiga perjalanan
Mereka memasuki hutan
Hutan lebat penuh tanaman
Pohonnya besar-besar menutup awan

Meskipun siang tetap terasa teduh
Merekapun istirahat mengusap peluh
Agar segar kembali stamina tubuh

Sedang asyik-asyiknya isirahat
Tiba-tiba terdengar auman hebat
Harimau besar tiba-tiba meloncat
Dari semak belukar yang ada di dekat

Wednesday, February 3, 2010

Tahun Pertama

Solis dan Lunar belajar kesaktian
Lunar menjadi ahli panah yang rupawan
Solis menjadi ahli tongkat yang menawan
Keahlian mereka sangat mengesankan

Lunar bisa memanah 100 sekaligus
Semuanya mengenai sasaran dengan bagus
Terlewati panahnya rumput bisa hangus
Bahkan besi pun bisa tembus

Solis bisa berdiri di atas tongkatnya
Batu terbelah dengan kibasannya
Membuat lukisan pada karang kegemarannya
Sekali menyerang tak terlihat bayangannya

Tuan Gempal bersyukur melihatnya
Mereka berdua dikumpulkannya
Carilah pusaka itulah perintahnya
Janganlah membunuh pantangannya
Jangan kembali sebelum menemukannya

Larinya Angin Sejuk

Hai jangan pergi
Panas-panas begini
Kesini beri kesegaran

Aku akan menangkapmu
Kusimpan dikantor
Kusimpan dirumah
Supaya hemat listrik

Kukejar kau
Kemana saja akan kucari
Nanti aku kantongin
Portable
Ringan
Nggak perlu listrik

Sejuk sejuk sejuk
Bawa kamu kemana-mana
Menyenangkan
Angin sejuk jangan lari...
Perlu apa dari aku?
Uang ? (sorry g bisa ngasih)
Rumah ? (sorry g bisa ngasih)
Yah... Gimana y...
Aku kirim rayuan aja?
Tiap hari?
Gak bakal layu
Gak bakal jadi beban
Gak bakal ngabisin energi
Pokoknya g rugi...

Angin sejuk jangan lari ya ya ya...

Bisikkanlah Aku Cintamu

Ingin aku mendengarnya
Diantara hiruk pikuknya pedestrian
Diantara kesibukkan kita
Diantara waktu yang tak berhenti

Telingaku
Hatiku
ingin mendengarkannya
Ucapkanlah....
Meski lirih
Akan kubuat malam membisu
Jalan raya senyap tanpa suara
Kesunyian dan kesenyapan menyatu disaat itu


Tahukah kau aku menantinya
Degup jantung tak mau kalah dengan jarum jamku
Berlomba
Tak perduli irama
Pikiran melayang tak terikat
Kemana-mana menunggu
Andai-andai berkecamuk
Bisikkanlah padaku

Engkau menawanku
Dalam penjara tak berjeruji
Aku terdiam tanpa daya
Bebaskanlah...
Bisikkanlah cintamu
Itu kunci kemerdekaanku

Langkah Kecil

Semua ada awalnya
Tak perlu berlari
Perjuangan yang pertama
Selanjutnya tak kan ragu

Hal berat tak disadari
akan dilampaui
Langkah demi langkah
satu persatu terselesaikan
Hingga mencapai tujuan
nun jauh dimata

Perubahan
Kemajuan
Kesuksesan
Penguasaan
Kepandaian
Langkah kecil...langkah kecil
Puncakkan dicapai

Rintangan
Ujian
Cobaan
Halangan
Masalah
Kebingungan
Langkah kecil..langkah kecil
Selamat ditujuan

Tuesday, February 2, 2010

Asing

Suara jangkrik usai hujan
Pohon-pohon hijau rindang
Katak-katak bersautan
Asing....

Percakapan dengan tak dikenal
Basa-basi dalam pergaulan
Gotong royong bersama
Asing....

Nilai-nilai agama
Sopan santun pada orang tua
Asing....

Nilai yang satu ke nilai yang lain
Norma yang satu ke norma yang lain
Rasa asing satu ke rasa asing yang lain
Memang asing....

Cerita 2 Sahabat

Dua orang sahabat gemar mencari ilmu
Hati dan pikiran mereka sudah berpadu
Bersama-sama mencari guru
Agar tidak membuang-buang waktu
Mereka berkelana ke negri Batu

Di negri Batu ada seorang yang terkenal
Mereka menyiapkan banyak bekal
Setelah itu mereka sepakat naik kapal
Nama guru yang mereka cari si Gempal

Tujuh purnama tujuh mentari pagi
Ombak di lautan tinggi sekali
Dua sahabat melaut pertama kali
Mereka benar-benar diuji nyali
Genap sembilan bulan dilalui
Jangkar dilempar di dekat pantai
Negri batu akhirnya tersinggahi

Mencari tuan Gempal tidaklah mudah
Mendaki gunung menuruni lembah
Terasa sekali badan sangat lelah
Setelah mentari setinggi pelepah
Tuan Gempal dan 2 sahabat bertemulah
Mereka ber 2 mengucap Alhamdulillah

Solis dan Lunar memperkenalkan diri
Tuan Gempal menyambut senang hati
Melihat kemauan mereka yang teruji
Untuk mencari ilmu sepenuh hati

Monday, February 1, 2010

Besok...

Matahari bersinar dari timur (mungkin)
Aku terbangun dari tidur (mungkin)
Bulan akan terbelah (mungkin)
Hujan tak berhenti (mungkin)
Semuanya tak beraturan (mungkin)
Dimana-mana kacau (mungkin)

Terdiam di sudut ruang
Tak berani mengambil keputusan
Diantara kebimbangan
Mematung tak melangkah

Besok biarlah besok
Tak guna memikirkan yang tidak-tidak
Rencana tetap rencana
Usaha tetap usaha
Dan besok...?
(Awalilah dengan Bismillah....)

Dirimu

Ditemani kesunyian aku sunyi
Ditemani malam aku gelap
Ditemani pagi aku segar
Ditemani mentari aku panas
Ditemani bintang aku bercahaya
Ditemani bulan aku memantulkan
Ditemani lebah aku pantang menyerah
Ditemani angin aku ringan
Ditemani karang aku kokoh
Ditemani dirimu aku lengkap

Aku bukan Rambo

Duhai sayangku,
aku ingin mengaku
aku bukan Rambo
aku tidak mau berperang sendiri
aku tidak ingin berbuat kekacauan
aku tidak berjuang sendiri

Duhai sayangku,
temanilah aku berperang
temanilah aku berbuat kekacauan
temanilah aku berjuang

Duhai sayangku,
kita berperang untuk cita-cita kita
kita mengacaukan kegagalan hidup kita
kita berjuang untuk masa depan kita

Aku bukan Rambo dan kamu pun jua.

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato