Mereka berdua sujud syukur
Kemenangan tidak membuat takabur
Tiba-tiba terdengar auman bersaut-sautan dari arah Timur
Membuat mereka serentak mundur
Muncul 5 harimau mengelilingi mereka
Lunar dan Solis saling menjaga
Punggung saling menempel posisi siaga
Mereka berdoa pada Allah semata
Gentar dan takut tak terlihat di sorot mata
Harimau-harimau itu menatap tajam mereka
Beberapa mengamati harimau pertama
Mereka mengaum membangunkannya
Harimau pertama pun membuka mata
Mau bangun tapi tak bisa
5 harimau itu belum menyerang jua
Solis dan Lunar tak mau memalingkan mata
Solis dan Lunar tak mau membuka serangan
Mereka sadar kondisi terbaik adalah bertahan
Harimau-harimau itu mengaum bersaut-sautan
Tiba-tiba meloncat kakek-kakek dari atas dahan
Dia berjalan ke arah harimau yang terikat
Mengelus-elus kepalanya yang berat Menunjukkan hubungan yang erat
Harimau itu pun menjilat-jilat
Si kakek tertawa tak dibuat-buat
Dilepaskannya semua ikatan
Dia menatap Solis dan Lunar dengan heran
"Terima kasih anak muda yang rupawan
Kalian tidak membunuh Si Bengawan"
Kata kakek itu diiringi senyuman
Ah rupanya harimau itu piaraan
Pikir Solis dan Lunar menakjubkan
Mereka saling memperkenalkan diri
Kakek itu bernama Tuan Kendi
Solis dan Lunar menceritakan diri
Tuan Kendi rupanya sangat menyukai.
Friday, February 5, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment