Tak terasa perjalanan sudah dua hari
Bukit, lembah sudah mereka hampiri
Jalan ke Kerajaan Rawa tak susah dicari
Asyik-asyiknya menikmati pemandangan di kanan dan di kiri
Terdengar teriakkan minta tolong, mereka segera berlari
Terlihat kereta pedagang dikerubuti
Dua laki-laki dewasa dan seorang gadis dipelototi
Ada delapan laki-laki membawa pedang dan belati
Mereka semua ingin merampas isi pedati
Dua laki-laki berkulit sawo matang
Sedangkan delapan orang itu hitam bak arang
Dua dikeroyok delapan orang
Delapan orang itu menyerang dengan garang
Pertempurannya tak seimbang
Si gadis berlari dengan kencang
Sambil berteriak dengan lantang
Tetapi tak terlalu lama dia terjengkang
Dari jarak sekitar 100 meter Lunar memberikan bantuan
Lima anak panahnya mengenai sasaran
Rupanya ia membidik lima tangan
Sehingga pedang terlepas dari pegangan
Solis pun segera berlari ke depan
Tiga orang lainnya dibuat pingsan
Memang benar tongkatnya tanpa bayangan
Melihat temannya pingsan, lima orang tanpa pedang pun berlarian
Tiga orang rombongan pedagang berterima kasih
Wajah mereka berseri-seri meski baju sudah tak bersih
Gadis manis itu bernama Ratih
Dua laki-laki bernama Halim dan Sugih
Friday, February 19, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment