Saat Maghrib telah usai dan Isya' tiba
Berbisik angin dingin dari sela-sela rintik-rintik hujan
"Manakah yang kau pilih..."
Akupun menoleh pada angin yang tlah hilang
Menatap rintik-rintik hujan yang mencair dalam genangan-genangan tak berwujud
"Manakah yang kau pilih..."
Ah angin itu pun berhembus kembali menanyakan padaku pertanyaan yang sama
Aku pun teringat suara pedagang pasar "dipilih...dipilih...dipilih, pilih saja pak..pilih saja bu..pilih saja dagangannya".
Tetapi ini bukan pasar
"Manakah yang kau pilih...."
Pertanyaannya hanya sebagian
itupun belum jelas
Aku pun terdiam menunggu lanjutannya
Duduk tenang aku dalam dinginnya malam
Ditemani rintik hujan dengan irama tanpa nada
"Dunia ataukah akhirat...."
Ah rupanya itu pertanyaan lengkapnya
Sang angin berhembus hanya ingin menanyakanku itu
Pertanyaan yang selalu bergaung dalam diriku
Pertentangan yang berkecamuk
dalam jiwa-jiwa pencarian
Kenapa selalu dipertentangkan antara dunia maupun akhirat
Tak pernah aku memandangnya sebagai persimpangan
Dunia hanyalah tangga ke langit
Angin malam masih berhembus
Mendinginkan telingaku
Lari entah kemana
Hanya sekedar menyampaikan pesan
Rintik hujan pun berhenti
Seakan setuju dengan jawabku
Disini aku sedang berada di tangga ke langit
Mudah-mudahan selamat di tujuan
Amiin...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment