Saturday, January 2, 2010

Setetes Air Sakti

Duhai penjaga air sakti,
bolehkah aku meminta setetes saja?
Kudengar khasiatnya menyembuhkan hati yang mati.

Pergi, pergi, bukan engkau yang menemuiku.
Tapi aku yang datang padamu untuk memberi.

Apakah aku tak masuk kualifikasimu?
Ataukah aku harus memenuhi syarat-syarat tertentu?

Pergi, pergi, jangan bertanya padaku.
Aku yang memberitahu.

Akupun terdiam membisu.
Susah payahku selama ini hanyalah lukisan di tepi pantai.
Aku tak mau menyerah.
Dia melirik aku melirik.
Dia menggaruk aku menggaruk.
Tetap saja dia tak memandangku.

Hatiku harus kuobati.
Tekadku sudah mantap.
Kudengar hanya air sakti yang bisa mengobatiku.
Akan kutunggu sampai berhasil.

10 purnama berlalu,
dia menghampiriku.
Aku pun menghampirinya.
Tamu, apakah engkau yakin dengan permintaanmu.
Kuanggukkan kepalaku.
Sebenarnya tak ada air sakti di dunia ini.
Engkau hanya mencari fatamorgana.
Kembalilah, kerjakan hal lain.
Aku tak mau, hatiku sedang sakit.
Ada yang salah dalam hatiku.
Sepertinya ada yang rusak.

Dia hanya terdiam.
Menarik nafas panjang dan berpesan:
Tak ada yang bisa membantumu.
Tanyakan pada si pembuat hati,
Dia tahu cara memperbaiki.
Dia pun menghilang dari indraku.
Aku terpaku dan diam dalam sendiri.

No comments:

Post a Comment

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato