Wednesday, May 12, 2010

Rindu yang Menggigit (3) - Perisai itu ada

Perlahan-lahan wanita itu mencoba menyadari hatinya
Tetapi ia tetap tak mampu menghapus bayangan baru yang menyusup
Ia bersemangat di pagi hari
Ia bersemangat melangkahkan kaki ke kerja
Ia menyambut rutinitasnya dengan energi baru
Wajah yang menemani disendirinya
Wajah yang bukan saja bayangan bekas-bekas kenangan
Wajah yang bisa ditatapnya
Sembunyi-sembunyi dengan sudut matanya
Dan memberinya senyum manis di sudut bibirnya ketika tertangkap si empunya wajah
Dan menyusuplah rasa aneh itu ke dalam hatinya

Sang penggoda semakin agresif
Melihat kesempatan yang telah terbuka
Serangan-serangan gerilya dilancarkan
Hingga ia merasa waktunya tiba untuk mengkoyak mangsanya
Dia merasa di atas angin
Tarik ulur...
memberi rasa...
menjual mahal cinta..
memberi simpati...
memberi tanda-tanda..
sinyal-sinyal harapan
Ah...jurus-jurus penggoda yang sangat ampuh
Hati sendiri mana yang tak terpikat

Beberapa malam ini wanita itu sudah tak menangis
Ia sudah melupakan sakitnya sendiri
Ia sudah melupakan jejak-jejak kesetiaan yang digenggamnya kuat-kuat
Ia sudah lelah dengan rasa rindunya
Dan kini ia sudah merasa hidup kembali
Hidupnya bersinar
Langkahnya ringan
Ada energi yang tumbuh dari mana
Membuatnya semangat melalui hari demi hari
Tapi tiba-tiba dirinya terhentak
Tingginya matahari tiba-tiba dirasakannya asal ia terhempas
Sebuah SMS rindu dari suaminya yang tersisihkan beberapa hari dari hatinya
'Rinduku sekiranya raga belum dapat bersua, tahulah bahwa setiaku mengikat seluruh ragaku untukmu'
SMS singkat yang menggetarkan
SMS singkat yang memutarbalikkan dunia hatinya
Fikirannya tiba-tiba hampa sesaat
Jantungnya berdegup hingga terdengar ditelinganya
Serasa dunia bergoyang
Tiba-tiba ia merasa lemas
Bahkan handphone ditangannya terlepas
Istighfar...dia istighfar...
Menetes dan menetes air matanya

Malam ini rindu lamanya tumbuh kembali
Rasa aneh yang manis yang dinamakannya cinta untuk sang penggoda dimuntahkannya
Ia menangis
Tetapi ia jua tersenyum
Malam ini sujud lamanya kembali lagi
Ia kembali menelusuri sudut-sudut sajadahnya dengan tekun
Ia berbisik pada Tuhannya
'Aku mengaku salah....'
Sajadah itu basah
Matanya yang sembab itu sumbernya
Tetapi sebenarnya rindu lamanya itu lah sebabnya


Malam itu adalah titik balik dalam hidupnya
Meskipun tak bertemu, meskipun tak bersua rindu lamanya telah tumbuh kembali
Bahkan kini ia semakin mantap
Kini ia semakin tahu apa arti setia
Kini ia semakin tahu apa artinya mempertahankan cinta
Ia mempunyai perisai
Ia mempunyai keyakinan untuk melindungi rindunya sepenuh hati

No comments:

Post a Comment

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato