Pagi demi pagi
Siang demi siang
Malam demi malam
Dan detik yang terus melaju
Dan menit yang terus melaju
Dan engkau pun jemu mendengarnya
Dan aku pun jemu menuliskannya
Dan kita pun sepakat untuk jemu
Irama ketukan jari tangan mencoba mengusir
Irama ketukan kaki mencoba mengusir
Dia tetap saja datang
Sejinak kucing yang merayu
Seteguh kucing menatap sayu
Diusir hanya berpindah tempat
Diusir pergi untuk kembali
Jemu-jemu aku
Jemu-jemu kulihat diwajahmu
Jemu-jemu kita
Sekantong coklat kesabaran pun dibeli
Dimakan satu persatu
Hingga kesabaran itu tinggal sejarah
Dan kembali irama ketukan jari
Dan kembali irama ketukan kaki
Engkau tersenyum padaku
Mencoba menutupi kejemuanmu
Mencoba menghibur jemunya aku
Dua orang dalam kejemuan
Telah habis memakan coklat kesabaran
Kini hanya bisa saling tersenyum
Aku berbisik padamu
Dan kau bilang 'aku juga'
Kita pun bersama-sama membuat irama ketukan jari
Kita pun bersama-sama membuat irama ketukan kaki
Pergilah jemu pergilah jemu
Kita pun sepakat mengusirnya
Saturday, May 1, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment