Sunday, May 16, 2010

Prasangka yang Keliru

Marah sudah sampai batasnya
Kata-kata sudah membunuh etika
Emosi mencampurkan bara dan lidah
Berikan ucapan yang menyakitkan
Mendidih, meluapkan semua serapah

Nasehat hanya untuk memalingkan muka
Merasa semua salah
Dirilah yang paling benar
Argumentasi sudah percuma
Telinga dan hati sedang ditutup kebisingan serapah
Entah apa yang dapat mendinginkan
Dan terus ia menumpahkan serapah
Hingga energinya mencapai dasar
Dan tak ada yang mampu mendorong luapan emosinya

Terduduk lemas masih dengan amarah yang digenggam
Beri air putih agar desah nafasnya teratur
Beri air putih biar serapahnya terputus
Meski ekspresi memerah padam
Meski keinginan untuk menumpahkan serapah masih besar
Seteguk demi seteguk kebeningan diteguk
Beberapa memberanikan diri menjelaskan
Beberapa memberanikan dir menceritakan
Sehingga sudut pandang pun bergeser
Api yang disulut oleh amarahnya ternyata tak menyulut yang lain
Paham...paham...ia memang bertemperamen
Beri air putih agar padam apinya
Beri air putih biar sadar mengusir emosinya

Satu kata dua kata hingga rangkaian kata dicerna
Ia pun tersenyum malu
Ego nya ditelannya bulat-bulat
Meminta maaf dengan penuh malu
Ternyata prasangkanya salah

No comments:

Post a Comment

Bahasa Merdu - Puisi Cinta

Bahasa Merdu - Pidato