Lelaki itu datang padaku. Mengeluhkan hidupnya dengan hartanya. Katanya 'aku tak punya apa-apa, selain bayanganku'. Ia menatapku dengan 1000 makna. Dibiarkannnya diriku mencerna kata-katanya. Tetapi aku hanya memberinya diam tanpa bahasa. Dan aku juga memberikannya telingaku untuk mendengar.
Saat itu malam sedang bertugas. Aku dan dia ditemani beberapa lampu. Dia tertawa dan menunjuk-nunjuk bayangannya.'Lihat-lihatlah itu...itulah hartaku satu-satunya'. Dia kembali menatapku, di berikannya wajah sedih yang teramat sedihnya padaku. Menarik nafaslah ia berulangkali. Berusaha mengusir energi negatif yang menguasainya. Mendesah...mendesah...sedih...sedih. Aku bingung dengan situasi ini. Ingin lari darinya saat itu juga. Dan membiarkannya tertawa sendiri. Tapi ingin itu kubuang segera.
Lelaki didepanku ini kukenal serba kecukupan. Harta bukanlah isu baginya, tetapi ia mengeluhkannya padaku. Ah...aku pun belum menangkap maksudnya.
'Aku hanya punya bayangan, kemana aku pergi aku tak mau gelap merampasnya. Ia hartaku satu-satunya'. Ia menatap lampu yang menemani kami dengan sangat mesra. Sekiranya istrinya melihat ini, ia pasti sudah memutilasi lampu itu. Padahal lampu itu hanya memberinya bayangan, tidak lebih dari itu. Dan ia pun menatap mesra lampu itu. Senangnya muncul dari senyumnya. Ia pun menarik bibirnya dengan sepenuh hati. Seolah-olah sedih sudah pergi.
Aku menatapnya dengan seribu tanya. Gusar dengan tingkah lakunya. Gusar dengan sikapnya. Kuusik dia dengan tanya yang sekedarnya: 'Lalu kalau kau dikubur apa yang kau punya?'. Dia pun berkata 'Ah bahkan bayangan pun aku tak punya'. Ia pun sedih kembali. Menatapku dan menatapku. Dimatikannya lampu itu, dimatikannya aku. Dan ia pun sendiri dalam gelap, tanpa lampu, dan tanpa aku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment