Hatiku yang terluka
Hatiku yang terbuka
Fikirku mendalam kedalam lautan waktu
Fikirku mengelana kedalam kenangan lalu
Mencari dan mencari
Mencari makna
Mencari rasa
Misteri yang tak dapat dicerna dengan indra
Meski mata terbuka entah apa yang dilihat
Meski telinga terbuka entah apa yang didengar
Meski kulit merasa entah apa yang dirasa
Lalu kemanakah aku mesti mencari
Bahkan disetiap sudut bumi telah ku kesana
Bahkan disetiap ujung langkit telah ku kesana
Mungkinkah salah aku mengelana?
Haruskah jiwa yang lebih dipahami?
Haruskah jiwa yang lebih diselami?
Ataukah biar jiwa yang mengelana?
Mengelana ke setiap sudut bumi
Mengelana ke setiap ujung langit
Dan raga terpasung oleh waktu diantara langit dan bumi
Apakah yang harus kucari?
Benarkah realita bisa kupahami
Benarkah realita bisa kuselami
Dan aku tak salah melangkah
Dan aku tak salah membuat
Biarlah yang telah terjadi yang memberi jawab
Yang telah terjadi adalah sejarah yang terpatri
Memberi luka, gembira, silih berganti
Dan duka dan canda ikut memberi
Makna rasa dari yang telah terjadi
Semoga aku mencerna dengan pasti
Bahwa yang kucari dan kulakukan membawaku di bahagia sejati
Tuesday, May 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment