Aku beri engkau panah semangat
Busurnya adalah waktu
Carilah tujuan
Ayo gerakkan hatimu
Aku beri engkau panah gelora
Busurnya adalah waktu
Bidiklah sasaran
Ayo nyalakan dirimu
Aku beri engkau sejuta semangat
Hatimu sedih
Hatimu lemah
Sepertinya perlu sejuta lagi
Aku beri engkau sejuta gelora
Hatimu sempit
Engkau pesimis
Sepertinya perlu sejuta lagi
Ketiadaan tak mau mampir
membersihkan kelam dan gelap
yang menyandra ruang hatimu
Ceria tak mampu bertarung
mengusir kelam dan gelap
yang meraja di istana hatimu
Ini adalah perjuangan
Engkau harus mengerti
Ini adalah kehidupan
Engkau harus memahami
Sejuta semangat bukan untuk dipendam
Ianya kan beranak pinak ketika digunakan
Memenuhi rongga hati
Mengusir kelam dan gelap
Bahan bakar sorot mata yang buram
Ianya kan menatap mantap
Kabut dan ilusi bukanlah tembok penghadang
Ini adalah perjuangan
Semangat bahan bakarnya
Panenlah ia selalu
Dimasa paceklik hidupmu
Dimasa berlimpah hidupmu
Waktumu hargailah...
Waktumu warnailah...
Meskipun sejuta semangat tak cukup
Tuesday, March 30, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment