Ditandai terbitnya matahari
Waktuku tlah berkurang satu
Engkau masih terdiam
Berbagi senyum tak mau
Aku bukan perayu
Atau pemberi gula dalam berucap
Entah bagaimana meluluhkan
Hatimu karang tak tertaklukan
Cinta layaknya mawar berduri
Indah tak terperi
Nyeri karena tak memiliki
Tambatan hati diam membisu
Sejuta puisi tak mampu mengisi
relung hatimu yang terdalam
Engkau bukan telinga
Engkau bukan gunung
Apa yang akan membuatmu mendengar
Apa yang harus kudaki
Aku bukan bintang dimatamu
Diriku buram dalam matamu
Menoleh pun tak mau
Tegur sapa mu kunanti
Setiap engkau berkata seakan alam terhenti
Kubilang diam pada jantungku
Jangan bersegup
Engkau mengganggu dewiku
Ucapannya mentari
Mengusir awan gelap penantian
Bak lagu yang memberi rasa
Kekosongan hati tak ada
Gerak bibirnya racun rindu terganas
Meninabobokkan
Menenggelamkan
Aku tak punya jati diri
Hilang terbius
Terkubur dalam harapan
bertepuk
berbagi rasa
berbagi cita-cita
tawa canda
Khayalan terlalu nyata
Khayalan terlalu menyita
Dia malah menoreh luka
Jika cinta harus menanti
Menantilah aku
Jika cinta harus memberi
Memberilah aku
Jika cinta tak harus memiliki
Aku tak mau
Aku egois dalam cinta
Aku pejuang cinta
Aku lemah tapi tak takut kalah
Sejuta puisi tak cukup
Sejuta lagi kan kubuat
Aku tak mau menyerah
Ditandai dengan tenggelamnya matahari
Waktuku tlah terisi satu
Untuk cinta yang tak kau beri
Untuk aku yang mencari celah
Dalam hatimu yang tak kau sediakan
Bahkan untuk senyumku yang paling manis
Bahkan untuk rayuanku yang paling puitis
Sunday, March 7, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment