Sedapnya kekayaan menggoda
Lapar rasa aman mengganggu
Tak cukup
Tak cukup
Perut sudah maju
Badan sudah susah berjalan
Tetapi dasarnya belum tercapai
Tangan masih saja meraba
Mana yang bisa direngkuh
Mana yang bisa dirampas
Telan bulat-bulat
Tak boleh buat yang lain
Tak cukup
Tak cukup
Perut sudah maju
Duduk juga susah
Apalagi berjalan
Puas tak datang
Dia sedang bertamu di seberang
Didepan rumah sudah ditulis
Maaf kami tidak terima kenyang
Kenyang dan puas bukan teman
Kata orang ini penyakit
Namanya lapar
Ah ada-ada saja lapar kok penyakit
Ini adalah masalah hidup
Kita punya keinginan
Salah sendiri mereka yang mudah terpuaskan
Kekayaan tak boleh dibatasi
Ini hak
Ini kebebasan
Kebebasan yang tidak pernah kebablasan
Aturannya jelas
Dia yang mampu boleh ngegasak
Tebas sana
Tebas sini
Tak cukup
Tak cukup
Perut sudah maju
Kaki tak mampu menopang
Jalannya goyang
Aku dengar ada suara-suara miring
Protes apa yang kupunya
Biasa orang yang tak mampu
Punya sakit hati
Ha ha ha ha ha.....
Selalu teriak-teriak dipinggir
Padahal kalau bisa juga sama
Sikut aja
Sikut aja
Jurusnya juga sama sama aku
Lha namanya lapar tak berujung
Sebelum ada global warming
global lapar ada duluan
Cuman aktornya saja yang ganti
Kriuk kriuk perutku bunyi
Lapar itu namanya
Kapan ya puas dan kenyang mampir?
Sunday, March 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
air mata
akar
akhirat
Allah
angin
apresiasi
balon
bayangan
beban
benci
berkelana
bidadari
biji zarah
buah
buku
CCL(1)
CCL(2)
CCL(3)
CCL(4)
cemas
cerita
cerita absurd
cerita cinta
cerita puitis
cermin
cinta
cinta pergi
cita-cita
damai
danau
daun
detik
doa
dua sahabat
dunia
ekspresi
gadis
garis tangan
gerimis
gratis
gula
hak
hamba
harapan
harimau
hati
hidup
hujan
ide
ilmu
imajinasi
inspirasi
internet
istana
jarak
jeda
jejak
jemu
jerat
jiwa
kakek
kantuk
kelu
kenangan
kewajiban
khayalan
komentar
kondisi sosial
kotak pandora
kreasi
kunci
langit
langkah
lapar
lelaki
lucu
lupa
malam
mangga
mata
matahari
mendung
menikah
mentari
merdeka
mimpi
motivasi
Nabi Muhammad
nafas
naga
nasehat
noktah
ombak
paceklik
pagi
panah
pantai
pantun
pasir
pedagang
pelangi
pemain utama
pemanis
pemberani
pengelana
perasaan
percaya
perisai
perjuangan
pertanyaan
pesawat
pidato
pohon
prasangka
PRH1
PRH2
provokator
puisi
puisi absurd
puisi cinta
puisi islam
puisi jati diri
puisi motivasi
puisi rindu
purnama
pusaka
raja
razia
rindu
rintik-rintik
romantis
ruang hampa
ruang romantis
RYM1
RYM2
RYM3
RYM4
sahabat
sang penyair
sastrawan
sayap
sedih
sehat
selancar
semangat
sembunyi
semut
senang
sepi
sombong
sujud
surga
syair
syukur
tangga
tanya
tari
teh
terlena
timbangan
top up
tunggu
waktu
wudlu
No comments:
Post a Comment